Minggu, 26 Oktober 2025

Materi : Sejarah Peradaban Islam – Dinasti Safawi (Persia)

 Bahan Ajar

Sejarah Peradaban Islam – Dinasti Safawi (Persia)

 Capaian Pembelajaran (CP)

Peserta didik memahami Sejarah Peradaban Islam pada masa Dinasti Safawi, meliputi latar belakang, perkembangan politik, kontribusi budaya dan ilmu pengetahuan, serta menganalisis faktor kemunduran dan dampak peninggalannya terhadap dunia Islam modern.

 Tujuan Pembelajaran (TP)

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:

  1. Mengidentifikasi latar belakang dan pendirian Dinasti Safawi.
  2. Menjelaskan perkembangan politik Dinasti Safawi.
  3. Menganalisis kontribusi Dinasti Safawi dalam bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
  4. Menjelaskan hubungan Dinasti Safawi dengan kekuatan politik lainnya.
  5. Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Dinasti Safawi.
  6. Menyimpulkan dampak peninggalan Dinasti Safawi terhadap dunia Islam modern.

 I. Latar Belakang dan Pendirian Dinasti Safawi

A. Latar Belakang dan Asal Usul (TP 1)

Dinasti Safawi adalah salah satu dari Tiga Kerajaan Besar Islam (bersama Utsmani di Turki dan Mughal di India). Dinasti ini berkuasa di Persia (Iran modern) dari abad ke-16 hingga abad ke-18.

  • Awal Mula: Dinasti Safawi bermula dari gerakan tarekat (sufisme) yang didirikan oleh Syekh Safiuddin Al-Ardabili di Ardabil (Azerbaijan) pada abad ke-13. Tarekat ini dikenal sebagai Tarekat Safawiyah.
  • Perubahan Haluan: Keturunan Syekh Safiuddin mengubah gerakan sufi menjadi gerakan politik dan militer. Mereka mendapatkan dukungan militer yang kuat dari kabilah-kabilah Turki, yang dikenal sebagai kelompok Qizilbash (Kepala Merah), karena penutup kepala khas mereka.
  • Ideologi Keagamaan: Dinasti Safawi secara resmi menetapkan Syiah Itsna Asyariah (Syiah Dua Belas Imam) sebagai mazhab resmi negara, yang secara drastis membedakannya dari Utsmani dan Mughal yang Sunni.

B. Pendiri Dinasti (TP 1)

Ismail I (Shah Ismail) (1501-1524 M) adalah pendiri sekaligus shah (raja) pertama Dinasti Safawi.

  • Pada tahun 1501, ia menaklukkan kota Tabriz dan memproklamirkan dirinya sebagai Shah.
  • Di bawah kepemimpinannya, Safawi berhasil menyatukan Persia dan menjadikannya kekuatan militer dan politik yang diperhitungkan.

II. Perkembangan Politik dan Hubungan Antar Kekuatan

A. Masa Keemasan: Shah Abbas I (TP 2)

Masa keemasan Safawi mencapai puncaknya di bawah kepemimpinan Shah Abbas I (1587–1629 M).

  • Reformasi Militer: Shah Abbas I mereorganisasi tentara Qizilbash dan membentuk unit-unit tentara baru yang loyal langsung kepadanya, meniru sistem Utsmani.
  • Ibu Kota Baru: Ia memindahkan ibu kota dari Qazvin ke Isfahan (1598 M) dan membangunnya menjadi kota terindah di dunia, menjadikannya pusat politik, ekonomi, dan budaya yang megah.
  • Ekspansi Wilayah: Shah Abbas I berhasil merebut kembali wilayah yang hilang, termasuk wilayah yang dikuasai Utsmani dan Uzbekistan, serta memperluas pengaruh Safawi hingga ke Teluk Persia.

B. Hubungan dengan Kekuatan Politik Lain (TP 4)

Hubungan Safawi dengan kerajaan besar lainnya didominasi oleh konflik dan persaingan yang bersifat ideologis dan teritorial.

Kekuatan Politik Lain

Jenis Hubungan

Latar Belakang Konflik

Dinasti Utsmani (Turki)

Konflik Utama & Abadi

Ideologi: Utsmani Sunni, Safawi Syiah. Teritorial: Memperebutkan wilayah Kaukasus (seperti Azerbaijan) dan Mesopotamia (Irak).

Dinasti Mughal (India)

Hubungan Kompetitif

Memperebutkan wilayah perbatasan di Afghanistan (terutama kota Kandahar).

Kekuatan Eropa

Aliansi Politik

Safawi menjalin hubungan diplomatik dan dagang (terutama dengan Inggris dan Belanda) untuk melawan Utsmani dari arah Timur.


III. Kontribusi Dinasti Safawi di Bidang Ilmu dan Budaya

Dinasti Safawi memberikan kontribusi besar yang meninggalkan jejak abadi dalam peradaban Islam dan dunia.

A. Kebudayaan dan Arsitektur (TP 3)

Peradaban Safawi (1501–1736 M) dikenal dengan arsitektur, seni, dan gaya hidup yang sangat indah dan khas.

  1. 1. Arsitektur dan Kota

    • Isfahan sebagai Ibu Kota (Masa Syah Abbas I): Gambaran kota yang megah, terutama di sekitar Naghsh-e Jahan Square (Lapangan Imam) yang besar, dikelilingi oleh bangunan-bangunan monumental.
    • Bangunan Khas:
      • Masjid Syah (Masjid Imam): Kubah besar berwarna biru kehijauan yang mengesankan dengan kaligrafi dan pola geometris yang rumit, serta menara tinggi.
      • Istana Ali Qapu: Bangunan multi-lantai dengan iwan (serambi terbuka) yang tinggi dan balkon besar tempat Shah menyaksikan pertandingan polo atau perayaan di lapangan.
      • Masjid Sheikh Lotfollah: Kubah yang unik dengan perubahan warna dari krem ke merah muda, detail ubin yang halus, tanpa menara yang menonjol.
    • Ubin dan Keramik: Penggunaan ubin keramik polikrom (berbagai warna) yang kaya dan detail, terutama warna biru kobalt, biru muda, pirus, kuning, dan hijau pada dinding eksterior dan interior, menampilkan motif bunga, arabesque, dan kaligrafi.

    2. Figur dan Pakaian

    • Shah (Raja): Mengenakan pakaian mewah dari sutra atau beludru, sering kali berwarna cerah, dengan perhiasan batu mulia dan serban (turban) yang besar dan megah. Syah Ismail I dan Syah Abbas I adalah tokoh sentral.
    • Pasukan Qizilbash: Anggota militer inti Safawi, mudah dikenali dari topi atau serban mereka yang berwarna merah (sesuai namanya, "Kepala Merah") dan berbentuk kerucut panjang. Mereka akan terlihat dengan pedang melengkung, busur, dan pakaian militer khas Persia.
    • Masyarakat Umum: Pria mengenakan mantel panjang atau jubah dengan ikat pinggang lebar, dan wanita mengenakan kerudung atau cadar, meskipun pakaian istana lebih terbuka dan penuh hiasan.

    3. Seni dan Budaya

    • Lukisan Miniatur: Menggambarkan adegan istana yang hidup, perburuan, pertempuran, atau ilustrasi puisi Persia seperti Shahnameh (Kitab Raja-Raja), dengan detail yang sangat halus dan warna-warna yang cemerlang.
    • Karpet Persia: Karpet yang ditenun dengan pola bunga, medali tengah yang rumit, dan motif berburu.
    • Ilmu Pengetahuan: Gambaran tentang perpustakaan, observatorium, atau ulama (tokoh agama Syiah) yang terlibat dalam diskusi teologis.

     

B. Ilmu Pengetahuan dan Filsafat (TP 3)

  1. Filsafat dan Teologi Syiah: Safawi menjadi pusat pengembangan teologi dan filsafat Syiah. Sekolah-sekolah didirikan untuk mencetak ulama-ulama Syiah terkemuka.
  2. Tokoh Intelektual: Salah satu ilmuwan paling terkenal adalah Mulla Sadra, seorang filsuf terkemuka yang mengembangkan Al-Hikmah Al-Muta'aliyah (Filsafat Transendental), yang menyatukan unsur teologi, filsafat, dan sufisme.
  3. Matematika dan Astronomi: Ilmu-ilmu eksakta juga didukung, meskipun fokus utama berada pada ilmu keagamaan.

 Lihat juga : Sejarah Daulah Syafawi : 

Sumber : https://youtu.be/bLfTJrhztFU?si=DF9GOD8o8txo-zxR

IV. Kemunduran dan Kehancuran Serta Dampak (TP 5 & 6)

A. Faktor-Faktor Kemunduran dan Kehancuran (TP 5)

  1. Kelemahan Kepemimpinan Setelah Shah Abbas I: Shah-shah pengganti Shah Abbas I cenderung lemah, bermoral buruk, dan kurang cakap dalam memerintah. Mereka seringkali lebih mementingkan kemewahan istana daripada urusan negara.
  2. Konflik Internal Istana: Praktik pembunuhan atau kebutaan terhadap putra mahkota oleh Shah untuk mencegah kudeta menyebabkan putra mahkota berikutnya tidak memiliki pengalaman politik yang memadai.
  3. Tekanan Militer Eksternal: Serangan yang terus-menerus dari Dinasti Utsmani di Barat dan suku-suku Uzbek di Timur menguras sumber daya Safawi.
  4. Keterpurukan Ekonomi: Gaya hidup mewah istana, korupsi, dan penurunan rute perdagangan setelah ditemukannya rute laut ke India (oleh bangsa Eropa) melemahkan kas negara.
  5. Pemberontakan Suku: Pada tahun 1722, serangan suku Ghazi (Afghan) yang dipimpin oleh Mir Mahmud berhasil menaklukkan Isfahan, yang menandai keruntuhan praktis Dinasti Safawi.

B. Dampak Peninggalan Dinasti Safawi (TP 6)

  1. Konsolidasi Syiah: Warisan terbesar Safawi adalah menjadikan Syiah Itsna Asyariah sebagai identitas nasional Iran. Inilah yang membentuk corak keagamaan Iran hingga masa modern.
  2. Warisan Arsitektur dan Seni: Karya arsitektur Safawi, terutama di Isfahan, menjadi inspirasi penting bagi arsitektur dunia dan ikon peradaban Islam yang masih berdiri teguh.
  3. Pembentukan Identitas Geopolitik: Dinasti Safawi mempertegas garis batas Persia, yang secara umum membentuk batas-batas negara Iran modern. Persaingan abadi dengan Utsmani juga membentuk polarisasi Sunni-Syiah di Timur Tengah yang dampaknya masih terasa hingga kini.

 Bila Telah selesai Membaca dan Menelaah Materi tersebut, Silakan Para Murid untuk melaksanakan Penilaian Sumatif Harian PAI materi Sejarah Peradaban Syafawi. dengan mengklik Link Berikut ; Sumatif Harian PAI 



Sumber : 

1.      1.  Lapidus, Ira M.2000, Sejarah Sosial dan Budaya Umat Islam (A History of Islamic Societies), Jilid 2, Rajawali Pers Jakarta

2.       2. Hodgson, Marshall G. S.1999The Venture of Islam: Conscience and History in a World Civilization (Diterjemahkan sebagai Islam dalam Lintasan Sejarah) , Paramadina/MizanJakarta/Bandung

3.       3. Yatim, Badri, 2008, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, Rajawali Pers, Jakarta

4.       4. Watt, W. Montgomery, 199, Kejayaan Islam: Telaah Kritis dan Analitis terhadap Perkembangan Islam dari Awal hingga Kini (Islamic Philosophy and Theology), Tiara Wacana, Yogyakarta

5.       5. Amin, Samsul Munir,2013, Sejarah Peradaban Islam, Amzah, Jakarta

6.       6. Samudra, Bintang A. & Sumanti, S. T.2024STUDI KEBUDAYAAN ISLAM PADA MASA DINASTI SAFAWI DI PERSIAPendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, Vol. 9, No. 4. URL: https://journal.unpas.ac.id/index.php/pendas/article/view/21567 diunduh pada 20 Oktober 2025 pukul 10.15. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar