PAI Kelas IX | Penyembelihan Hewan Kurban dan Aqiqah
📚 PAI Kelas IX
Penyembelihan Hewan Kurban dan Aqiqah Menurut Perspektif Mazhab Fikih
Beben Zuber Effendi - GPAI SMPN 6 Karawang Barat
🎯 Capaian & Tujuan Pembelajaran
Peserta didik memahami penyembelihan hewan kurban dan aqiqah menurut mazhab fikih serta mengamalkan nilai ibadah, kepedulian, dan syukur kepada Allah SWT.
Mengidentifikasi ketentuan umum kurban dan aqiqah.
Menjelaskan ketentuan menurut mazhab fikih.
Mengenali syarat sah hewan kurban dan aqiqah.
Menjelaskan prosedur penyembelihan yang benar.
Menganalisis hikmah dan manfaatnya.
🕌 1. Pengertian dan Dasar Hukum
Kurban adalah ibadah menyembelih hewan pada Hari Raya Iduladha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT (lihat QS. Al-Kautsar: 2).
Aqiqah adalah penyembelihan hewan sebagai ungkapan syukur atas kelahiran anak.
⚖️ 2. Ketentuan Menurut Mazhab Fikih
Berikut ringkasan pandangan empat mazhab:
Hanafi: Kurban wajib bagi yang mampu; aqiqah sunnah muakkadah.
Maliki: Kurban sunnah muakkadah; aqiqah disunnahkan.
Syafi’i: Keduanya sunnah muakkadah; tidak wajib.
Hanbali: Kurban sunnah muakkadah; aqiqah disunnahkan pada hari ke-7 kelahiran.
🐄 3. Syarat Sah Hewan Kurban dan Aqiqah
Hewan ternak: unta, sapi, kambing, atau domba.
Sehat, tidak cacat, cukup umur.
Penyembelih beragama Islam dan menyebut nama Allah.
Penyembelihan dilakukan pada waktu yang ditentukan syariat.
🔪 4. Prosedur Penyembelihan yang Benar
Simak video simulasi berikut untuk memahami tata cara penyembelihan hewan kurban yang sesuai dengan syariat Islam:
💭 Refleksi Singkat:Tuliskan Refleksimu pada kertas selembar Lalu Kumpulkan
1️⃣ Sebutkan 3 adab penyembelihan hewan kurban menurut sunnah Rasulullah SAW!
2️⃣ Mengapa penting membaca basmalah sebelum menyembelih?
🌿 5. Hikmah dan Manfaat Kurban & Aqiqah
Menumbuhkan rasa syukur dan kepedulian sosial.
Meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT.
Menumbuhkan solidaritas dan kebersamaan di masyarakat.
Membersihkan jiwa dari sifat kikir.
🗣️ Diskusi Mini:
Bagaimana pelaksanaan kurban di lingkunganmu mencerminkan nilai gotong royong dan kepedulian sosial?
🧠 Evaluasi Akhir: Kuis Interaktif
📝 Tugas Proyek Mini
Buatlah infografis atau video pendek (maks. 1 menit) tentang tata cara penyembelihan hewan kurban atau aqiqah sesuai salah satu mazhab fikih.
Unggah Linknya ke email : paikarawang@gmail.com.
Peserta didik memahami Sejarah Peradaban Islam pada masa Dinasti
Safawi, meliputi latar belakang, perkembangan politik, kontribusi budaya
dan ilmu pengetahuan, serta menganalisis faktor kemunduran dan dampak
peninggalannya terhadap dunia Islam modern.
Tujuan Pembelajaran (TP)
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:
Mengidentifikasi latar
belakang dan pendirian Dinasti Safawi.
Menjelaskan
perkembangan politik Dinasti Safawi.
Menganalisis kontribusi
Dinasti Safawi dalam bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Menjelaskan hubungan
Dinasti Safawi dengan kekuatan politik lainnya.
Menganalisis
faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Dinasti Safawi.
Menyimpulkan dampak
peninggalan Dinasti Safawi terhadap dunia Islam modern.
I. Latar Belakang dan Pendirian Dinasti Safawi
A. Latar Belakang dan Asal Usul (TP 1)
Dinasti Safawi adalah salah satu dari Tiga Kerajaan Besar Islam
(bersama Utsmani di Turki dan Mughal di India). Dinasti ini berkuasa di Persia
(Iran modern) dari abad ke-16 hingga abad ke-18.
Awal Mula: Dinasti
Safawi bermula dari gerakan tarekat (sufisme) yang didirikan oleh Syekh
Safiuddin Al-Ardabili di Ardabil (Azerbaijan) pada abad ke-13. Tarekat
ini dikenal sebagai Tarekat Safawiyah.
Perubahan Haluan: Keturunan
Syekh Safiuddin mengubah gerakan sufi menjadi gerakan politik dan militer.
Mereka mendapatkan dukungan militer yang kuat dari kabilah-kabilah Turki,
yang dikenal sebagai kelompok Qizilbash (Kepala Merah), karena
penutup kepala khas mereka.
Ideologi Keagamaan: Dinasti
Safawi secara resmi menetapkan Syiah Itsna Asyariah (Syiah Dua Belas
Imam) sebagai mazhab resmi negara, yang secara drastis membedakannya
dari Utsmani dan Mughal yang Sunni.
B. Pendiri Dinasti (TP 1)
Ismail I (Shah Ismail) (1501-1524 M)
adalah pendiri sekaligus shah (raja) pertama Dinasti Safawi.
Pada tahun 1501, ia menaklukkan kota Tabriz dan
memproklamirkan dirinya sebagai Shah.
Di bawah kepemimpinannya, Safawi berhasil menyatukan Persia
dan menjadikannya kekuatan militer dan politik yang diperhitungkan.
II. Perkembangan Politik dan Hubungan Antar
Kekuatan
A. Masa Keemasan: Shah Abbas I (TP 2)
Masa keemasan Safawi mencapai puncaknya di bawah kepemimpinan Shah
Abbas I (1587–1629 M).
Reformasi Militer: Shah Abbas
I mereorganisasi tentara Qizilbash dan membentuk unit-unit tentara baru
yang loyal langsung kepadanya, meniru sistem Utsmani.
Ibu Kota Baru: Ia
memindahkan ibu kota dari Qazvin ke Isfahan (1598 M) dan
membangunnya menjadi kota terindah di dunia, menjadikannya pusat politik,
ekonomi, dan budaya yang megah.
Ekspansi Wilayah: Shah Abbas
I berhasil merebut kembali wilayah yang hilang, termasuk wilayah yang
dikuasai Utsmani dan Uzbekistan, serta memperluas pengaruh Safawi hingga
ke Teluk Persia.
B. Hubungan dengan Kekuatan Politik Lain (TP
4)
Hubungan Safawi dengan kerajaan besar lainnya didominasi oleh
konflik dan persaingan yang bersifat ideologis dan teritorial.
Kekuatan Politik Lain
Jenis Hubungan
Latar Belakang Konflik
Dinasti Utsmani (Turki)
Konflik Utama & Abadi
Ideologi: Utsmani
Sunni, Safawi Syiah. Teritorial: Memperebutkan wilayah Kaukasus
(seperti Azerbaijan) dan Mesopotamia (Irak).
Dinasti Mughal (India)
Hubungan Kompetitif
Memperebutkan wilayah perbatasan di
Afghanistan (terutama kota Kandahar).
Kekuatan Eropa
Aliansi Politik
Safawi menjalin hubungan diplomatik dan
dagang (terutama dengan Inggris dan Belanda) untuk melawan Utsmani
dari arah Timur.
III. Kontribusi Dinasti Safawi di Bidang Ilmu
dan Budaya
Dinasti Safawi memberikan kontribusi besar yang meninggalkan jejak
abadi dalam peradaban Islam dan dunia.
A. Kebudayaan dan Arsitektur (TP 3)
Peradaban
Safawi (1501–1736 M) dikenal dengan arsitektur, seni, dan gaya hidup yang
sangat indah dan khas.
1.
Arsitektur dan Kota
Isfahan sebagai Ibu Kota
(Masa Syah Abbas I): Gambaran kota yang megah, terutama di sekitar
Naghsh-e Jahan Square (Lapangan Imam) yang besar, dikelilingi oleh
bangunan-bangunan monumental.
Bangunan Khas:
Masjid Syah (Masjid Imam): Kubah besar berwarna biru
kehijauan yang mengesankan dengan kaligrafi dan pola geometris yang
rumit, serta menara tinggi.
Istana Ali Qapu: Bangunan multi-lantai
dengan iwan (serambi terbuka) yang tinggi dan balkon besar tempat
Shah menyaksikan pertandingan polo atau perayaan di lapangan.
Masjid Sheikh Lotfollah: Kubah yang unik dengan
perubahan warna dari krem ke merah muda, detail ubin yang halus, tanpa
menara yang menonjol.
Ubin dan Keramik: Penggunaan ubin keramik polikrom
(berbagai warna) yang kaya dan detail, terutama warna biru kobalt, biru
muda, pirus, kuning, dan hijau pada dinding eksterior dan interior,
menampilkan motif bunga, arabesque, dan kaligrafi.
2. Figur
dan Pakaian
Shah (Raja): Mengenakan pakaian mewah
dari sutra atau beludru, sering kali berwarna cerah, dengan perhiasan batu
mulia dan serban (turban) yang besar dan megah. Syah Ismail I dan Syah
Abbas I adalah tokoh sentral.
Pasukan Qizilbash: Anggota militer inti
Safawi, mudah dikenali dari topi atau serban mereka yang berwarna merah
(sesuai namanya, "Kepala Merah") dan berbentuk kerucut panjang.
Mereka akan terlihat dengan pedang melengkung, busur, dan pakaian militer
khas Persia.
Masyarakat Umum: Pria mengenakan mantel
panjang atau jubah dengan ikat pinggang lebar, dan wanita mengenakan
kerudung atau cadar, meskipun pakaian istana lebih terbuka dan penuh
hiasan.
3. Seni
dan Budaya
Lukisan Miniatur: Menggambarkan adegan istana
yang hidup, perburuan, pertempuran, atau ilustrasi puisi Persia seperti Shahnameh
(Kitab Raja-Raja), dengan detail yang sangat halus dan warna-warna yang
cemerlang.
Karpet Persia: Karpet yang ditenun dengan
pola bunga, medali tengah yang rumit, dan motif berburu.
Ilmu Pengetahuan: Gambaran tentang
perpustakaan, observatorium, atau ulama (tokoh agama Syiah) yang terlibat
dalam diskusi teologis.
B. Ilmu Pengetahuan dan Filsafat (TP 3)
Filsafat dan Teologi Syiah:
Safawi menjadi pusat pengembangan teologi dan filsafat Syiah.
Sekolah-sekolah didirikan untuk mencetak ulama-ulama Syiah terkemuka.
Tokoh Intelektual: Salah satu
ilmuwan paling terkenal adalah Mulla Sadra, seorang filsuf
terkemuka yang mengembangkan Al-Hikmah Al-Muta'aliyah (Filsafat
Transendental), yang menyatukan unsur teologi, filsafat, dan sufisme.
Matematika dan Astronomi:
Ilmu-ilmu eksakta juga didukung, meskipun fokus utama berada pada ilmu
keagamaan.
Lihat juga : Sejarah Daulah Syafawi :
Sumber : https://youtu.be/bLfTJrhztFU?si=DF9GOD8o8txo-zxR
IV. Kemunduran dan Kehancuran Serta Dampak (TP
5 & 6)
A. Faktor-Faktor Kemunduran dan Kehancuran (TP
5)
Kelemahan Kepemimpinan Setelah Shah Abbas I: Shah-shah pengganti Shah Abbas I cenderung lemah, bermoral
buruk, dan kurang cakap dalam memerintah. Mereka seringkali lebih
mementingkan kemewahan istana daripada urusan negara.
Konflik Internal Istana:
Praktik pembunuhan atau kebutaan terhadap putra mahkota oleh Shah untuk
mencegah kudeta menyebabkan putra mahkota berikutnya tidak memiliki
pengalaman politik yang memadai.
Tekanan Militer Eksternal:
Serangan yang terus-menerus dari Dinasti Utsmani di Barat dan
suku-suku Uzbek di Timur menguras sumber daya Safawi.
Keterpurukan Ekonomi: Gaya hidup
mewah istana, korupsi, dan penurunan rute perdagangan setelah ditemukannya
rute laut ke India (oleh bangsa Eropa) melemahkan kas negara.
Pemberontakan Suku: Pada tahun
1722, serangan suku Ghazi (Afghan) yang dipimpin oleh Mir Mahmud
berhasil menaklukkan Isfahan, yang menandai keruntuhan praktis Dinasti
Safawi.
B. Dampak Peninggalan Dinasti Safawi (TP 6)
Konsolidasi Syiah: Warisan
terbesar Safawi adalah menjadikan Syiah Itsna Asyariah sebagai
identitas nasional Iran. Inilah yang membentuk corak keagamaan Iran
hingga masa modern.
Warisan Arsitektur dan Seni: Karya arsitektur Safawi, terutama di Isfahan, menjadi
inspirasi penting bagi arsitektur dunia dan ikon peradaban Islam yang
masih berdiri teguh.
Pembentukan Identitas Geopolitik: Dinasti Safawi mempertegas garis batas Persia, yang secara
umum membentuk batas-batas negara Iran modern. Persaingan abadi dengan
Utsmani juga membentuk polarisasi Sunni-Syiah di Timur Tengah yang
dampaknya masih terasa hingga kini.
Bila Telah selesai Membaca dan Menelaah Materi tersebut, Silakan Para Murid untuk melaksanakan Penilaian Sumatif Harian PAI materi Sejarah Peradaban Syafawi. dengan mengklik Link Berikut ; Sumatif Harian PAI
Sumber :
1. 1. Lapidus, Ira M.2000, Sejarah Sosial dan Budaya
Umat Islam (A History of Islamic Societies), Jilid 2, Rajawali Pers Jakarta
2. 2. Hodgson, Marshall G. S.1999The Venture of Islam:
Conscience and History in a World Civilization (Diterjemahkan sebagai Islam
dalam Lintasan Sejarah) , Paramadina/MizanJakarta/Bandung
3. 3. Yatim, Badri, 2008, Sejarah Peradaban Islam:
Dirasah Islamiyah II, Rajawali Pers, Jakarta
4. 4. Watt, W. Montgomery, 199, Kejayaan Islam: Telaah
Kritis dan Analitis terhadap Perkembangan Islam dari Awal hingga Kini (Islamic
Philosophy and Theology), Tiara Wacana, Yogyakarta
5. 5. Amin, Samsul Munir,2013, Sejarah Peradaban Islam,
Amzah, Jakarta
6. 6. Samudra, Bintang A. & Sumanti, S.
T.2024STUDI KEBUDAYAAN ISLAM PADA MASA DINASTI SAFAWI DI PERSIAPendas : Jurnal
Ilmiah Pendidikan Dasar, Vol. 9, No. 4. URL: https://journal.unpas.ac.id/index.php/pendas/article/view/21567
diunduh pada 20 Oktober 2025 pukul 10.15.